Menurut Bausastra Jawa, secara harfiah ngadeg berarti berdiri. Gregah Museum dibangun dan dirancang dalam rangka memudahkan dan menstandarisasikan pengelolaan museum. Menguatkan tata kelola sumberdaya museum dan menciptakan output yang bermanfaat luas bagi semua kalangan baik masyarakat umum, pecinta museum, dan komunitas.
Menurut Bausastra Jawa, secara harfiah nggrudug berarti mendatangi bersama-sama. Gregah Museum menyediakan wadah/fasilitas bagi Dinas Kebudayaan DIY, Pengelola Museum, dan masyarakat untuk saling terhubung dan berinteraksi, sehingga mampu meningkatkan jumlah dan kulitas jejaring museum serta melahirkan ketertarikan untuk mendatangi museum.
Menurut Bausastra Jawa, secara harfiah nganggit berarti belajar dan berkarya. Gregah Museum menyajikan keberagaman literasi dan ribuan profil koleksi yang mudah diakses dan dikelola secara terpadu. Menjadikannya sebagai tempat pengkajian dan pendidikan dengan fokus pada kredibilitas narasi dan pengkajian koleksi.
Menurut Bausastra Jawa, secara harfiah ngregep berarti dengan senang hati. Melalui Gregah Museum dapat semakin menghidupkan museum di Yogyakarta sebagai sebuah tempat yang menyenangkan dan dapat digunakan sebagai pembelajaran, penelitian, dan rekreasi bagi pelajar DIY untuk mewujudkan insan yang berkarakter dan berbudaya.